Maka setelah Sang Syekh berpamitan, al-Imam Ali al-Habsyi berkata kepada putranya Muhammad "Wahai Muhammad, tidaklah besok kita mengadakan majelis Maulid kecuali juga membaca manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani, karna tadi aku dipesankan oleh Beliau agar namanya disebutkan didalam majelis agung Simtud Duror".
Dan kebetulan sekali disaat yang bersamaan, hadirlah empat bayi lelaki yang kesemuanya dihadapkan kepada al-Habib Ali al-Habsyi untuk dikasih nama. Maka keempat bayi tsb oleh al-Imam Ali al-Habsyi dinamakan Abdul Qadir, agar kelak empat bayi tsb mendapatkan berkah dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Dan benarlah, tidaklah tumbuh keempat bayi tsb kecuali kesemuanya menjadi auliya dan ulama, yaitu diantaranya al-Qutb al-Habib Abdul Qodir bin Ahmad as-Segaf Jeddah, al-Arif Billah al-Habib Abdul Qodir bin Abdurrahman as-Segaf Solo (Ayahanda dari al-Habib Syech Solo).
Itulah sekelumit dari setetes lautan keberkahan Maulid Simtud Duror, yang mana Syekh Abdul Qodir al-Jailani tidak ingin melewatkan keberkahannya.
Mungkin timbul pertanyaan dihati kita, kok sebegitu agungnya maulid tsb ?
Itu semua tidak lain, karna pengarangnya yaitu al-Imam Ali al-Habsyi sangat mencintai dan dicintai oleh Sang Nabi Saw.
Maka dari itulah, mari kita selalu menumbuhkan dan memperbesar rasa cinta kepada Sang Nabi Saw.
Dengan membaca Maulid, Sholawat, Meniru Akhlaqnya, Menghidupkan Sunnahnya, maka kita akan berkumpul kelak disurga bersama Sang Nabi Saw.
Amiiin
sumber : wedhang wedhang jay
0 komentar:
Posting Komentar